Klub-klub Spanyol ternyata memiliki fondasi keuangan yang rapuh. Sebagian besar klub papan atas rata-rata terlilit utang yang besar dan secara teknis sudah bangkrut.
Demikian menurut penelitian yang dilakukan Universitas Barcelona yang dimuat dalam La Vanguardia, Rabu atau Kamis (8/1) dini hari. Menurut studi itu, pada musim kompetisi 2006-07, total utang klub-klub tersebut sebesar 3 miliar euro (sekitar Rp 44,7 triliun).
Utang sebesar itu rata-rata untuk kebutuhan membeli pemain yang mencapai 1.332.100.000 euro atau sekitar Rp 19,7 triliun.
Real Madrid memiliki utang terbesar. Juara bertahan Divisi Primera La Liga itu ditaksir terlilit utang sampai 527 juta euro (sekitar Rp 7,7 triliun). Klub tetangganya, Atletico Madrid, punya utang terbesar kedua, yakni 430 juta euro (sekitar Rp 6,4 triliun).
Sementara Barcelona juga tak lepas dari lilitan utang besar. Klub dari Catalonia itu ditaksir memiliki utang sebesar 388 juta euro (sekitar Rp 5,7 triliun).
Studi itu dipimpin oleh Jose Maria Gay de Liebana. Menurutnya, justru klub-klub kecil yang lepas dari lilitan utang. Mereka adalah Villarreal, Racing Santander, Deportivo La Coruna, dan Gimnastic Tarragona.
Kepada surat kabar itu, Liebana menyatakan keprihatinannya. Menurutnya, utang tersebut bisa menjerumuskan klub-klub itu ke dalam kebangkrutan.
"Secara umum, klub-klub yang terlilit utang itu krisis modal. Beberapa klub secara teknis malah sudah bangkrut. Sebab, aset mereka jauh di bawah besarnya utang. Konsekuensinya, dengan segala aset dan investasi mereka, mereka tak sanggup membayar utang," jelasnya.
sumber: Kompas.com