Setelah berjuang melawan maut di ruang ICU rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan selama 3 minggu, akhirnya dia pergi menghadap penciptanya. Meningitis TB merenggutnya dariku, dari semua orang yang mencintai dan menyayanginya.
"Selamat jalan cinta, selamat berpisah. Semoga damai menyertaimu di tidur abadimu yang panjang.
Terima kasih untuk segala cinta selama lebih 4 tahun ini. Terima kasih sudah memberikan banyak kesempatan buat kakak untuk merawat dan menjaga ade. Terima kasih telah memberikan banyak kesempatan untuk memberikan pelukan kakak sebagai tempat menenangkan resahmu. Terima kasih telat menyandarkan kepala di pundak kakak saat ade lelah. Terima kasih untuk semuanya de.
Kau yang terindah de, yang terbaik. Terlepas dari semua masalah yang ada, kau tetap yang terindah.
Ragamu mungkin tak lagi nyata, tapi kau selalu hidup di dalam hati kakak. Segala kenangan kita, tidak akan lekang termakan masa. Kau selalu di hati kakak de...
Abadi cintamu untuk kakak, karena cinta ade untuk kakak telah ade bawa ke dalam tidur abadimu. Dan tahukah kau de, kecupan terakhir di kening ade sesaat sebelum peti tempat tidurmu tertutup rapat adalah ungkapan seluruh rasa yang kakak miliki.
Maafkan semua kesalahan kakak selama ini, seperti kakak juga sudah memaafkan semua kesalahan ade.
Kering sudah air mata ini cinta, tak ada lagi untuk di alirkan. Namun kakak sadar, hidup kita adalah milikNya. Kita tak mampu untuk menolak apapun rencanaNya.
Terima kasih untuk keabadian cinta ade untuk kakak..., terima kasih cinta.
Selamat jalan cinta, jangan berhenti memimpikanku di tidur abadimu. Bila tiba saatnya nanti, semoga takdir mempertemukan kita di alam sana kelak...
Rindu kakak pada ade tak akan pernah berkesudahan...."